TerasWeisiho, Yapen – Matahari Serui bersinar hangat ketika Stadion Marora mulai dipenuhi lautan manusia, Minggu (17/8/2025). Sejak pagi, ribuan warga sudah berdatangan dengan wajah penuh antusias, membawa semangat yang sama yaitu merayakan delapan dekade kemerdekaan bangsa.
Tepat pukul 10.00 WIT, udara stadion seolah terhenti. Sirene panjang detik-detik Proklamasi menggema, menembus dada setiap peserta yang berdiri tegap memberi hormat. Suasana hening, khidmat, bahkan terasa sakral. Sejenak, waktu seperti mundur ke 80 tahun silam, ke sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Dari mimbar kehormatan, Ketua DPRK Kepulauan Yapen, Ebzon Sembai, melangkah mantap. Dengan suara bergetar namun lantang, ia membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Setiap kata yang keluar dari bibirnya menggema ke seluruh penjuru stadion, menggetarkan hati yang mendengar.
“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Kalimat sakral itu membelah keheningan. Ribuan pasang mata basah, sebagian peserta menunduk khusyuk, sebagian lain menatap langit biru yang dihiasi Merah Putih di tangan mereka.
Upacara yang dipimpin langsung oleh Bupati Kepulauan Yapen, Benyamin Arisoy, semakin syahdu ketika Pasukan Paskibraka, putra-putri terbaik Yapen, melangkah dengan tegap menuju tiang bendera. Sila Olivia Kurni, siswi SMA Negeri 2 Serui, menggenggam baki bendera dengan tangan bergetar, menyadari betapa mulia tugas yang ia pikul di hadapan ribuan orang.
Saat kain Merah Putih mulai naik perlahan, lagu kebangsaan Indonesia Raya menggema megah dibawakan Paduan Suara STKIP Serui. Suara ribuan peserta yang ikut bernyanyi berpadu menjadi satu, seakan langit Serui pun ikut bersaksi.
Sorak haru meledak ketika pasukan Paskibraka membentuk formasi angka *
“80”, simbol delapan dekade kemerdekaan. Di saat yang sama, ribuan bendera kecil Merah Putih dikibarkan serentak oleh peserta upacara, menciptakan gelombang merah-putih yang menari di tribun stadion.
Momentum ini tak hanya menjadi pengingat atas perjuangan para pahlawan, tetapi juga simbol persatuan. Kehadiran para pejabat, tokoh agama, pemuda, hingga para veteran mempertegas makna: kemerdekaan bukan sekadar milik segelintir orang, melainkan milik seluruh bangsa.
Mengusung tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, upacara HUT ke-80 RI di Yapen meneguhkan satu hal: bahwa semangat persatuan, cinta tanah air, dan pengorbanan para pahlawan tetap hidup, menyala di dada setiap anak bangsa.
Follow WhatsApp Channel terasweisiho.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow